Kamis, 09 Februari 2012

UNTUK IBUNDA

Hari ini angin rindu datang berhembus menggugurkan daun-daun yang sudah menguning. Titik air di ujung daunnya pun akhirnya terjatuh setelah sekuat tenaga ia bertahan untuk tidak pecah. Tapi ternyata semua ada batasnya. Tak ada yang abadi begitu juga dengan rindu ini yang tak akan lama bertahan sembunyi dalam gua hati.

Dunia seperti berputar kembali, menayangkan rekaman saat-saat aku bersamanya. Masa disaat aku merasakan kasih sayang yang terus mengalir seolah tak kenal muara. Dengan sepenuh hati dia merelakan dadanya untuk tempatku bersandar ketika aku menahan perihnya hati saat terluka.

Langit hari ini masih cerah tetapi siapa sangka kalau hujan akan datang. Meski tidak begitu deras tapi bisa melepas dahaga sang tanah yang memang haus akan air. Rintikan air hujan membawaku kembali pada keindahan dan kehangatan saat-saat bersamanya hingga rindu yang terbendung pecah seketika.

Teringat pada saat-saat terakhir bersamanya sebelum kami berpisah. Segenap pesanpun mengalir dengan suaranya yang tetap lembut. Aku masih bisa mencium aroma itu? Saat hujan begitu derasnya dikala bumi dan langit saling mengutuk dan cakrawala mencengkeram erat. Perjuangan antara hidup dan mati yang sungguh tragis sampai akhirnya detik itu datang juga, saat ku rengkuh tangannya kemudian kukecup dengan penuh rasa hormat. Masih dapat kurasakan deburan cintanya yang kuat sehingga membuatku berderai air mata.

Tuhan, pengorbanannya untukku takkan pernah bisa kubalas meski dengan tetesan darah dan airmata. Segala yang aku miliki dalam hidup ini pun takkan bisa membalas apa yang pernah dia lakukan untukku. Karenanya aku dapat mengenalMu, karenanya aku bisa menikmati indahnya duniaMu, karenanya aku menemukan arti dalam hidup ini…

Saat ini aku rela bersusah payah mengejar cita-cita yang menjadi impiannya. Tak ingin sedikit pun ku torehkan segurat kecewa dihatinya karena yang aku tahu bahwa aku adalah harapannya. Aku ingin dia bangga melihat diriku melainkan melihat ikhtiarnya sepanjang hidup yang telah dia jalani sejak aku ada. Aku ingin melengkapi lukisan hidupnya menjadi lukisan yang sempurna.

Bunda, tentulah percikan tulisan melalui penaku ini tak akan mampu menumpahkan rasa terima kasih atas segala jasamu dalam membekali keperluanku untuk mengarungi derasnya arus kehidupan.

Bunda,, aku berharap suatu saat kita masih bisa bertemu kembalii...
        I  LOVE YOU FOREVER MOM
           I MISS YOU


0 komentar: